ARTIKEL BLOG
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki laut yang dapat dikelola sebesar 5.8 juta km2 dan memiliki potensi serta keanekaragaman sumber daya kelautan dan perikanan yang sangat besar.
Perikanan, salah satu sektor yang diandalkan untuk pembangunan nasional serta sumber mata pencaharian nelayan, perlu dipertahankan keberlanjutannya. Bukan sekedar tingkat penangkapan perikanan, namun juga aspek-aspek lain seperti ekosistem, struktur sosial-ekonomi, komunitas nelayan dan pengelolaan kelembagaannya. Pengembangan perikanan haruslah mempertimbangkan bio-technico-socio-economic approach, yaitu secara biologi tidak merusak atau mengganggu kelestarian sumber daya ikan, secara teknis alat tangkap harus efektif untuk dioperasikan, secara sosial alat tangkap dapat diterima oleh masyarakat nelayan, secara ekonomi harus menguntungkan.
Apabila dikaji lebih dalam, dasar permasalahan yang berkaitan dengan keberlanjutan perikanan adalah belum adanya cara pandang yang komprehensif dari seluruh stakeholder tentang keadaan perikanan sebagai suatu sistem. Sistem ini menyangkut permasalahan keadaan nelayan, produktivitas penangkapan, tingkat pendapatan, ketersediaan sumberdaya ikan dan kegiatan pengelolaan perikanan tangkap.
Jika Nelayan sebagai salah satu stakeholder yang berperan penting dalam sebuah kegiatan penangkapan ikan sudah teredukasi secara pengetahuan ekologinya serta memiliki rasa kecintaan dan kesadaran untuk menjaga laut itu sendiri, barulah dapat membangun sistem ekonomi dan sosialnya, salah satu jalannya melalui koperasi nelayan. Karena menekankan pada sistem ekonomi gotong royong, pemerataan kerja dan pembagian hasil, koperasi nelayan ini dapat meminimalisir ketimpangan sosial dan ekonomi.
Perusahaan Sarana Tani Pratama sebagai salah satu perusahaan pengolahan ikan yang berada di Pengambengan, Bali ini sangat menghargai dan berusaha memajukan kualitas hidup para nelayan, mendukung secara material maupun non material, serta membantu peningkatan skill yang berdampak dengan peningkatan penghasilan dan taraf hidup nelayan sekitar.
Nelayan yang tadinya bekerja secara individu menggunakan kapal tradisional dan dengan hasil tangkapan seadanya, setelah mendapatkan pencerdasan baik tentang ekosistem laut maupun tentang peningkatan keterampilan nelayan serta bergabung bersama koperasi, tak ada lagi keterbatasan pengetahuan, keterampilan, armada dan alat tangkap, juga tak ada lagi kesulitan modal usaha. Setelah mencapai tahap ini bukan lagi suatu hal yang sulit bagi nelayan untuk dapat menjadi nelayan profesional seperti di negara-negara yang sektor perikanannya maju, sehingga hasil tangkapannya pun maksimal. Dan yang pasti, sesuai dengan prinsip berkelanjutan. Dengan optimalisasi kinerja nelayan serta dukungan penuh dari pemerintah, efektifitas perekonomian maritim nusantara pun akan terdongkrak naik beriringan dengan terwujudnya Indonesia sebagai poros maritim dunia dengan kondisi nelayannya yang mandiri dan sejahtera, juga keadaan laut dan ikan yang tetap lestari.